Peringatan keamanan untuk fluorokuinolon
Meskipun mujarab dan telah digunakan lebih dari 30 tahun, peringatan terkait keamanan obat ini perlu diperhatikan.
Fluorokuinolon merupakan jenis antibiotik yang bekerja dengan baik dan memiliki banyak sifat menguntungkan, seperti diserap dengan baik dalam pencernaan (bioavaibilitas oral yang tinggi), volume distribusi yang besar, dan memiliki efek yang luas terhadap banyak bakteri (aktivitas antimikroba spektrum luas).
Sayangnya, karena telah banyak digunakan, beberapa bakteri menjadi kebal terhadapnya. Selain itu, obat ini dapat menyebabkan masalah serius seperti infeksi yang disebabkan oleh bakteri Clostridioides difficile, kerusakan pada tendon dan saraf, dan dapat berinteraksi dengan obat lain.
Apa saja anggota dari fluorokuinolon?
Contoh fluorokuinolon yang disetujui FDA termasuk levofloksasin, siprofloksasin, norfloksasin, moksifloksasin, ofloksasin, gemifloksasin, dan delafloksasin.
Fluorokuinolon lain yang pernah ada tetapi ditarik dari pasar yaitu temafloksasin (Juni 1992), grepafloksasin (Oktober 1997), dan trovafloksasin (Mei 2000)1. Temafloksasin ditarik karena dapat menyebabkan sindrom temafloksasin, yang ditandai dengan anemia hemolitik, gangguan ginjal, hepatotoksisitas, koagulasi diseminata intravaskular, dan hipoglikemia. Hampir dua pertiga dari pasien dengan sindrom temafloksasin mengalami gagal ginjal akut.
Grepafloksasin ditarik secara sukarela karena adanya laporan kejadian kardiovaskular yang parah. Trovafloksasin ditarik karena memiliki fek samping yang serius, seperti radang hati dan hipoglikemia.
Mekanisme aksi fluorokuinolon
Fluorokuinolon bekerja dengan menghentikan enzim yang diperlukan bakteri untuk membuat DNA baru. Enzim-enzim ini disebut DNA topoisomerase. Fluorokuinolon menghambat dua jenis DNA topoisomerase, yaitu DNA gyrase dan topoisomerase IV. DNA gyrase penting untuk memulai replikasi DNA, dan topoisomerase IV membantu memisahkan dua salinan DNA sehingga bakteri dapat membelah diri. Enzim-enzim ini terdiri dari bagian-bagian tertentu yang disebut subunit, dan fluorokuinolon mengeblok aksi dari subunit-subunit ini2.
Peringatan keamanan fluorokuinolon
FDA beberapa kali mengeluarkan pengumuman terkait kemanan fluorokuinolon. Berikut rangkumannya:
Menambahkan Boxed Warning, peringatan bahaya kerusakan otot (2008)
FDA pertama kali menambahkan Boxed Warning (peringatan dalam kotak, bentuk peringatan terkuat FDA) pada fluorokuinolon untuk peningkatan risiko tendonitis dan tendon pecah3. Fluorokuinolon dapat menyebabkan tendonitis (radang tendon) dan tendon pecah. Risiko efek samping ini lebih tinggi pada orang yang berusia di atas 60 tahun, pernah menerima transplantasi ginjal, jantung, atau paru-paru, atau sedang mengonsumsi steroid pada waktu yang bersamaan. Dokter atau apoteker harus memberitahu pasien untuk berhenti mengonsumsi fluorokuinolon dan segera mencari pertolongan medis jika mereka mengalami tanda-tanda nyeri tendon, pembengkakan, atau peradangan, dan untuk menghindari penggunaan atau latihan pada area yang terkena.
Memperparah keadaan pada orang dengan myastenia gravis (2011)
Fluorokuinolon memiliki sifat penghambat neuromuskular yang dapat memperburuk kelemahan otot pada individu yang menderita miastenia gravis. Telah ada laporan mengenai efek samping yang parah, seperti kematian dan kebutuhan akan bantuan ventilator, yang terkait dengan penggunaan fluorokuinolon pada pasien miastenia gravis. Sebagai tindakan pencegahan, pemberian fluorokuinolon sebaiknya dihindari unttuk pasien yang memiliki riwayat miastenia gravis.
Meningkatkan risiko kerusakan saraf permanen (2013)
Neuropati perifer adalah suatu kondisi yang memengaruhi saraf di lengan atau tungkai. Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai gejala, termasuk nyeri, rasa terbakar, kesemutan, mati rasa, kelemahan, atau perubahan sensasi sentuhan, suhu, atau posisi tubuh. Fluorokuinolon dapat menyebabkan neuropati perifer kapan saja selama pengobatan, dan gejalanya dapat berlangsung selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun bahkan setelah pasien berhenti minum obat, atau kondisinya dapat bersifat permanen. Pasien yang menggunakan fluorokuinolon yang mengalami tanda-tanda neuropati perifer harus segera memberi tahu dokter atau apoteker.
Menimbulkan efek samping serius permanen yang dapat terjadi bersamaan (2016)
Tinjauan keamanan FDA telah menunjukkan bahwa fluorokuinolon ketika digunakan secara sistemik (tablet, kapsul, dan suntik) dikaitkan dengan potensi efek samping serius yang permanen yang dapat terjadi bersamaan. Efek samping ini dapat melibatkan tendon, otot, sendi, saraf, dan sistem saraf pusat. Oleh karena itu, fluorokuinolon tidak disarankan digunakan untuk pasien dengan sinusitis bakteri akut (ABS), bronkitis kronis eksaserbasi bakteri akut (ABECB), dan infeksi saluran kemih tanpa komplikasi jika tersedia pilihan pengobatan lain4. Hal ini karena bahaya penggunaan fluorokuinolon pada pasien-pasien ini lebih besar daripada manfaatnya, dan ada antibiotik lain yang dapat digunakan untuk mengobati penyakit-penyakit tersebut.
Dapat meningkatkan pecah atau robeknya arteri utama tubuh (aorta) (2018)
Sebuah tinjauan oleh FDA telah menemukan bahwa penggunaan fluorokuinolon dapat meningkatkan kemungkinan kejadian yang jarang terjadi namun serius seperti diseksi aorta atau pecahnya aneurisma aorta, yang dapat menyebabkan perdarahan hebat atau bahkan kematian. Risiko ini terkait dengan fluorokuinolon untuk pengobatan sistemik. Oleh karena itu, pasien yang berisiko tinggi mengalami kejadian-kejadian ini, termasuk mereka yang memiliki riwayat penyumbatan aorta atau aneurisme, tekanan darah tinggi, kelainan genetik tertentu, atau pasien lanjut usia, tidak boleh diberi fluorokuinolon kecuali tidak ada pilihan lain yang tersedia4.
Mata kuliah terkait: Farmakologi
Referensi
Mandell L, Tillotson G. Safety of fluoroquinolones: An update. Can J Infect Dis. 2002 Jan;13(1):54-61. doi: 10.1155/2002/864789. PMID: 18159374; PMCID: PMC2094848.
Blondeau JM. Fluoroquinolones: mechanism of action, classification, and development of resistance. Surv Ophthalmol. 2004 Mar;49 Suppl 2:S73-8. doi: 10.1016/j.survophthal.2004.01.005. PMID: 15028482.
AAFP. 2018. FDA Updates Safety Warnings for Fluoroquinolones.